mengadu pada alam
dalam jeritan cemooh sang langit
dan pekikan sindiran menggema kalbu
berlari terantuk-antuk kerikil kehidupan
tersesat dalam lalu lintas kasih sayang
tak henti kutelusuri mega malam
memohon keteduhan hati yang telah poranda
remuk redam dibulir tangisan pecinta
pedih perih membungkus selaput hati
terseok-seok mengejar ujung jalan
berharap yang dimimpi datang menyambut
namun asa menggebu itu luruh bersama waktu
kandas mengukur jalanan tanpa tujuan
perasaan tanpa harap yang mengalir membanjir
buih buih putus asa hadir dalam pangkuan
pengantin di pelaminan dengan senyum palsu
pengemis rindu terkatung-katung tanpa arah
mengais sisa-sisa kebaikan malaikat cinta
yang tak adil dalam membagi neracanya
Minomartani, 6 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar