SELAMAT DATANG !

welcome - Добро пожаловать - bien venue - welkom - Сардэчна запрашаем - i mirëpritur - مرحبا بكم - ongi etorri - Բարի գալուստ - xoş - Добре дошли - vítejte - velkommen - स्वागत - benvenuti - 환영 - benvinguda - willkommen - maligayang pagdating - καλωσόρισμα - SUGENG RAWUH

Lili Kuning dan Lili Putih [2]


Aku rindu saat aku bersama mereka. Tak peduli aku hanya menonton kebersamaan mereka, yang jelas aku menginginkan saat-saat itu kembali. Kehangatan dan getar listrik lembut di antara mereka menempatku pada frekuensi menenangkan yang menyenangkan.
Aku rindu pertunjukan gratis dari mereka. Wajah bosan tapi senangku saat mereka, lagi-lagi, menyanyikan lagunya Afghan entah yang mana. Telingaku sudah terlalu terbiasa mendengar suara mereka menyatu di balik denting gitar.
Aku rindu panggilan di tengah malam itu. Rindu sesi curhat kecil yang menggantung di udara. Atau saat-saat dimana penggalan cerita hari itu berakhir di message facebook. Juga rindu pada sms-sms mereka –yang tentunya tak pernah mampu kubalas.
Aku rindu bahu yang terguncang karena menahan tawa di tengah-tengah mereka. Geli yang ada saat lagi-lagi mereka me-request lagunya Dee, atau lagu kesukaan mereka yang lain, di karaoke. Dan saat aku dengan tak tahu malunya menyanyi melolong-lolong tanpa peduli mereka berdua memegang telinga menahan sakit.
Aku rindu gerimis yang hadir saat aku berjalan-jalan sore bersama mereka. Celoteh riang yang menyembul di balik menguningnya rumpun padi di sawah. Dan teriakan-teriakan mereka saat aku mengayuh sepeda terlalu cepat –atau terlalu lambat hingga tertinggal jauh di belakang.
Aku rindu kunjungan mendadak dari mereka. Hangat yang muncul saat sesi berbagi ilmu. Panik yang ada saat di rumah tak ada seremah kecil roti untuk kubagi –yang berujung pada riuhnya suara mereka bereksperimen di dapur, entah spaghetti yang berkuah karena kebanyakan air ataupun saus bologna bakso yang terasa lucu.
Aku rindu kiriman bunga dari dan untuk mereka. Cerita-cerita lucu yang terselip di balik rontoknya benang sari lili mereka, mekarnya kelopak mawar holland mereka, wangi sedap malam mereka, juga kelopak-kelopak kisah mereka.
Aku rindu gejolak semangat yang muncul karena mereka. Keterkejutan yang muncul lewat cara-cara ekstrim mereka menghubungkanku dengan pujaan di seberang sana. Juga ungkapan semangat dari mereka yang membanjiriku saat aku terpuruk dalam keputus asaan.
Dan akhirnya, aku benci aku harus mengatakan ini, aku rindu jalinan di antara mereka, di antara aku dan mereka –yang terlihat maupun yang tak terlihat. Aku rindu semua yang ada padaku dan juga semua yang ada pada mereka, kedewasaan dan kechildishan yang menyatu dalam keabstrakan

Entah kapan lagi, aku menemukan orang-orang, atau kalau boleh kubilang, pasangan, semenyenangkan mereka di kemudian hari..

3 komentar:

  1. kita bertiga masih sama kok
    hanya ada jembatan yang memang dihilangkan
    kita masih saudara
    masih sama
    masih akan ada sesi belajar bersama insyaAllah
    masih akan ada sepedaan disawah insyaAllah
    masih ada karaoke, gitaran bareng, dan kegiatan wating time lain. .
    aku akui, akupun rindu dengan semua itu
    tapi, entahlah, sekarang aku lemah
    karena bukan aku yang menentukan keadaan
    hanya dapat terdiam dan menerima semua itu disini

    BalasHapus
  2. luh,
    aku rindu sesi kecil di tepi code :')
    melepas paksa kelopak itu dari tangkainya...

    tertawa riang,
    bernyanyi,
    walaupun entah setiap yang lewat selalu berpikir kita gila...

    sesi curhat di rumah atau di pondok cabe dengan efek air mata,

    belajar di masjid sagan saat puasa :')

    efek peluk-cium yang muncul saat kita sama-sama wisuda...

    luh,
    saya kangen dandelion...
    waktu itu di merbabu banyak,
    tapi gak boleh dibawa pulang...

    BalasHapus