SELAMAT DATANG !

welcome - Добро пожаловать - bien venue - welkom - Сардэчна запрашаем - i mirëpritur - مرحبا بكم - ongi etorri - Բարի գալուստ - xoş - Добре дошли - vítejte - velkommen - स्वागत - benvenuti - 환영 - benvinguda - willkommen - maligayang pagdating - καλωσόρισμα - SUGENG RAWUH

ein Schüler

Gadjah Mada University


alhamdulillah..

here is my new family :)
Keluarga Mahasiswa Kimia
Gadjah Mada University


and from now on..



i'll play a lot lot lot of game with them <3

well then..
LET'S PLAY ! \^o^/

friends. fight. forgiveness

well.. there is no way for such a little thing like sleep-over, nail-polish, borrowed-book, or rather boy-friend, would bring your friendship into a sinkship. hey! it's quite funny.
friendship going into a sinkship.


::: anything but hug :::

oh but oh God. humans must be so annoying to be such an egoist creature in the world.
not even a word of apology reach their heart, they'd prever to let the ship more sink. sink deeper into the core of the sea. they pretended not to see anything but the last friendship memories.
and i hate it so much until i couldn't help it.

if the word 'forgive' doesn't reach their soul, then what?
word of 'love'?

stupid.

it is all over with one word. end.


friends. fight. forgiveness.
end.
end.
end.

Puisi

Rasa [1]

dan aku tertipu
akan rimbun bayangmu
lewat bulir jejakmu
dengan ukiran senyummu

dan aku terpana
akan hampa parasmu
lewat sendu katamu
dengan bisik hadirmu

dan aku terdiam
akan diamnya hatimu
lewat bekunya matamu
dengan rancunya rasamu 

Rasa [2]

rindu itu adalah rasa marah karena tak kunjung bersua
rindu itu adalah rasa sesal karena membiarkannya pergi
rindu itu adalah rasa takut karena tak ingin kehilangannya
rindu itu adalah rasa dendam karena waktu dan jarak yang tega memisahkan

rindu itu adalah rasa cinta tanpa karena

Lili Kuning dan Lili Putih [2]


Aku rindu saat aku bersama mereka. Tak peduli aku hanya menonton kebersamaan mereka, yang jelas aku menginginkan saat-saat itu kembali. Kehangatan dan getar listrik lembut di antara mereka menempatku pada frekuensi menenangkan yang menyenangkan.
Aku rindu pertunjukan gratis dari mereka. Wajah bosan tapi senangku saat mereka, lagi-lagi, menyanyikan lagunya Afghan entah yang mana. Telingaku sudah terlalu terbiasa mendengar suara mereka menyatu di balik denting gitar.
Aku rindu panggilan di tengah malam itu. Rindu sesi curhat kecil yang menggantung di udara. Atau saat-saat dimana penggalan cerita hari itu berakhir di message facebook. Juga rindu pada sms-sms mereka –yang tentunya tak pernah mampu kubalas.
Aku rindu bahu yang terguncang karena menahan tawa di tengah-tengah mereka. Geli yang ada saat lagi-lagi mereka me-request lagunya Dee, atau lagu kesukaan mereka yang lain, di karaoke. Dan saat aku dengan tak tahu malunya menyanyi melolong-lolong tanpa peduli mereka berdua memegang telinga menahan sakit.
Aku rindu gerimis yang hadir saat aku berjalan-jalan sore bersama mereka. Celoteh riang yang menyembul di balik menguningnya rumpun padi di sawah. Dan teriakan-teriakan mereka saat aku mengayuh sepeda terlalu cepat –atau terlalu lambat hingga tertinggal jauh di belakang.
Aku rindu kunjungan mendadak dari mereka. Hangat yang muncul saat sesi berbagi ilmu. Panik yang ada saat di rumah tak ada seremah kecil roti untuk kubagi –yang berujung pada riuhnya suara mereka bereksperimen di dapur, entah spaghetti yang berkuah karena kebanyakan air ataupun saus bologna bakso yang terasa lucu.
Aku rindu kiriman bunga dari dan untuk mereka. Cerita-cerita lucu yang terselip di balik rontoknya benang sari lili mereka, mekarnya kelopak mawar holland mereka, wangi sedap malam mereka, juga kelopak-kelopak kisah mereka.
Aku rindu gejolak semangat yang muncul karena mereka. Keterkejutan yang muncul lewat cara-cara ekstrim mereka menghubungkanku dengan pujaan di seberang sana. Juga ungkapan semangat dari mereka yang membanjiriku saat aku terpuruk dalam keputus asaan.
Dan akhirnya, aku benci aku harus mengatakan ini, aku rindu jalinan di antara mereka, di antara aku dan mereka –yang terlihat maupun yang tak terlihat. Aku rindu semua yang ada padaku dan juga semua yang ada pada mereka, kedewasaan dan kechildishan yang menyatu dalam keabstrakan

Entah kapan lagi, aku menemukan orang-orang, atau kalau boleh kubilang, pasangan, semenyenangkan mereka di kemudian hari..

Lili Kuning dan Lili Putih [1]


Aku suka saat aku bersama mereka. Orang lain mungkin melihat aku sekadar menjadi obat nyamuk. Ah. Tapi mereka tidak pernah menganggapku sebagai obat nyamuk. Mereka membuatku merasa bahwa kehadiranku begitu berarti bagi mereka.
Aku suka saat aku mendengar suara mereka berduet. Jari-jari lincah yang menari di atas gitar dan suara yang merdu. Hebat deh. Kalau orang lain masih bilang aku terlihat seperti obat nyamuk, kenapa aku bisa menikmati suguhan kafe bintang lima begini? Ahaha.
Aku suka saat aku menerima telepon atau sms dari mereka. Entah itu untuk mengajakku pergi, untuk datang ke rumahku, atau untuk sekedar sesi curhat kecil. Mereka melibatkanku, menempatkan aku, mengistimewakan aku.
Aku suka saat aku tertawa bersama mereka. Gelak yang ada saat aku mencoba meracuni mereka dengan lagu favoritku –yang tidak pernah berhasil tentunya. Justru dari mereka aku keranjingan lagu Adelaide Sky-nya Aditya Sofyan. Mereka, yang bangga bisa membuatku keracunan lagu yang mereka sukai, kembali mencoba memaksaku memfavoritkan lagu If You’re Not The One-nya Daniel Bedingfield, meskipun tanpa dipaksa lagu itu sudah masuk ke dalam playlistku. Ehehe.
Aku suka saat aku berlari mengejar mimpi bersama mereka. Membelah udara di lembayung sore. Berteriak-teriak lucu di antara lumpur-lumpur sawah. Menuruni kelokan jalan di atas sepeda yang oleng.
Aku suka kunjungan mendadak mereka berdua ke rumahku. Belajar sambil bermain. Atau bermain sambil belajar? Ah. Apapun itu, semuanya terasa dua kali lebih menyenangkan saat bersama mereka. Dan spaghetti konyol yang dibuat bersama itu, fufufu, membuatku tertawa sampai sakit perut.
Aku suka saat akhirnya aku berhasil menularkan sesuatu pada mereka. Bunga! Aku senang sekali saat mereka mulai berkata-kata dengan bunga. Mungkin kalau bukan aku yang memulai, tak akan ada wangi bunga atau semerbak kelopak lugu di antara mereka.
Dan, yang terakhir tapi bukan yang paling akhir, aku suka saat mereka menyemangatiku. Memperhatikan naik-turun garis semangatku. Berusaha membangun atmosfer juang untukku, baik untuk mengejar cita maupun cinta. Aku masih ingat saat-saat menulis mimpiku bersama mereka. Juga saat mereka berusaha memberikanku segala info, segala jalan untuk menelusuri jejak-jejak si pujaan hati. Uh, entah berapa kali aku menangis karena kebaikan mereka berdua.

trash-cheque



dreams, wishes, hopes :
isn't something that you can buy with money
- eventhough you put long-lines of zero on it

THRIVE!



you aren't the only survivor in this world!
if you made up your mind with that thing, then, few minutes later..
after you've found yourself shrunk up in the middle of the sea,
hanging desperately on tiny float,
thinking that you already save and successfully survived from the God's Test..

you will find me.
dance-walking in the surface without hesitation.

because, i am not only survive, i thrive!

sometimes

selalu ada saat dimana diam itu lebih baik

Ada waktu dimana rekan seperjalanan saling menyemangati, saling membangun, saling memotivasi. Yang saat itu, kata semangat dan motivasi dari seorang rekan seperjalanan bersifat membangun.
Tapi, selalu, pasti ada saat dimana kata-kata yang meluncur dari rekan tersebut bersifat destruktif. Menghancurkan.

Untuk semua orang yang pernah meninggalkan dan ditinggalkan rekan seperjalanan dalam meraih mimpi, tentu mengerti maksudnya. Terutama, untuk yang pernah, atau sedang ditinggalkan -saat ini.


Perasaan menusuk yang mengiris saat rekan yang berada di depan berbalik dan menatap wajahmu lalu berkata,"Ayo, semangat!"
Bahkan, yang lebih perih lagi, saat rekanmu sudah tiba di garis finish dan berteriak menyemangati, tapi di telinga kita yang sudah terlanjur merasa kalah terdengar seperti ucapan,"Ayo, kejar aku yang sudah sampai finish lebih dahulu!"
Lebih terdengar seperti sindiran yang dieufimismekan.


Yah, bisa diambil kesimpulannya sendiri, bukan?

JUMP!


mungkin saat aku menyusul kalian untuk lompat ke atas..
aku terjatuh.

mungkin saat aku menyusul kalian untuk lompat ke atas..
aku tertatih dan kalian meninggalkanku.

mungkin saat aku menyusul kalian untuk lompat ke atas..
kalian terjatuh dan berdebam di lantai paling  bawah, aku menahan lelah telah tiba di puncak.
         - dan aku dapat melihat kalian kepayahan kembali mengulang dari bawah.

mungkin saja..

ketika mimpimu..


Dua hari ini adalah hari yang cukup melelahkan untuk jantung kecilku.
Pernah mengalami kegagalan dua kali berturut-turut?
Yap. Aku merasakannya saat ini.

Dua kegagalan ini, adalah kegagalan besarku yang ke-4 dan ke-5.

Dan karena datangnya berturut-turut, di kegagalan ke-5 itu, hati dan seluruh perasaanku seolah tak bekerja saat membaca tulisan Maaf, Anda belum berhasil

Rasanya sungguh tak ada beda saat membaca tulisan Anda belum beruntung, coba lagi! di dalam kemasan makanan berhadiah. Flat!

Sebenarnya sifat flat ini memiliki satu keuntungan sendiri. Kenapa?
Karena aku tak perlu menangis!
Itu artinya kesempatanku untuk bangkit dari keterpurukan menjadi lebih cepat daripada pegagal yang lain.

Tapi sifat flat ini seakan simalakama karena membuatku jadi keras kepala.
Semakin gagal semakin kebal. Semakin malas untuk berusaha bangkit lagi karena yang terpikir di depan mata pasti kegagalan.

Ah.
Bukankah segala sesuatu itu pasti terjadi untuk memberi kita pilihan?
Bagiku, yang saat ini sedang tersuruk-suruk bangkit dari lubang bernama Kegagalan, cahaya yang berkilau dari langit seolah memberiku dua pilihan pasti.
Yang tentu saja dengan senang hati aku akan memilih,
MAJU !

ketika mimpimu yang begitu indah
tak pernah terwujud
ya sudahlah..

#np Bondan Prakoso ft Fade2Black - Ya Sudahlah

i found a way to get lost in you


somehow I found a way to get lost in you

Bodoh. Bukannya sampai di ujung jalan, aku malah menemukan diriku tersesat. Sungguh sebuah ketersesatan yang konyol karena aku menemukan diriku terbelit terjerat terjebak di dalam dirimu.

let me inside, let me get close to you

Nasi sudah menjadi bubur, tinggal bagaimana caranya supaya bubur ini menjadi lezat di lidah. Sudah kepalang basah tersesat, terperangkap di dalam pesonamu, kenapa tak sekalian saja kuketuk pintumu?
Aku tersesat dan aku butuh tempat istirahat. Bolehkah aku masuk? Maukah kau berbagi sedikit bangku di depan perapianmu? Bolehkah aku semakin dekat padamu untuk mengusir rasa dingin ini?

change your mind I'll get lost if you want me to

Tapi aku yakin kamu ragu. Bagaimana mungkin kau tiba-tiba mempersilahkan seorang asing sepertiku, yang sebelumnya tak pernah sedekat itu dengan hatimu, kau persilahkan berbagi kehangatan? Aku tahu itu. Tapi aku mau menunggu.
Kalaupun kamu berubah pikiran dan tak berkenan melihatku ada di dekatmu, toh, tak masalah buatku. Bisa saja kau menyuruhku lebih dekat. Bahkan mungkin, jika kau menginginkannya, aku bisa tersesat kapanpun kau titahkan aku untuk itu.

somehow I found a way to get lost in you

Karena bagaimanapun juga, aku pasti menemukannya kembali. Menemukan jalan dimana aku akan tersesat di dalam dirimu.

the pain of it all, the rise and the fall
i see it all in you

Rasa sakit dari ini semua. Jatuh dan bangun dari perjalanan ini. Dangdut memang, tapi rasanya memang begitu adanya. Sakit, jatuh, lalu bangun. Siklusnya memang begitu dan akan selalu begitu.
Dan aku melihat semuanya dari dirimu. Mungkin aku tak akan mengenal rasa sakit bila aku tak mengenalmu. Mungkin aku tak akan mengerti rasanya jatuh bila tak tersakiti olehmu. Mungkin aku tidak akan mencoba bangun untuk mengejarmu. Karena kesemuanya hanyalah satu dari sekian banyak manifestasi dari resiko perasaan yang kutanggung akan dirimu. Aku melihat semuanya dalam dirimu. Semuanya!

now everyday I find myself saying
i want to get lost in you

Bodohnya, kini aku menemukan diriku di hadapan cermin, berkali-kali merutuki diriku yang begitu lemahnya ingin kembali padamu. Kembali pada keruwetan jalan yang kutemui saat pertama kali tersesat dalam dirimu.
Aku ingin sekali lagi tersesat dalam perjalanan menuju hatimu. Tidak! Aku ingin tersesat berkali-kali! Biarlah kau menemukan diriku selalu dalam keadaan compang-camping merana tak tahu arah, tapi sebuah ketersesatan itu membuatku memiliki harga di matamu, serendah apapun itu.

i'm nothing without you

Klise.
Aku bukanlah apa-apa tanpa dirimu.
Aku mengatakannya bukan tanpa alasan. Kalimat itu membuktikannya, bahwa ada sesuatu di muka bumi ini yang tidak akan berarti tanpa kehadiran yang lain. Sama seperti pena yang hampa tanpa tinta. Ladang yang kering tanpa air. Kumbang yang lapar tanpa nektar. Buku yang aus tanpa kata. Tebu yang pahit tanpa gula. Gunung yang meledak tanpa magma. Laut yang berhembus tanpa ombak. Malam yang gelap tanpa bintang. Bumi yang mati tanpa matahari.
Aku, kosong, tanpamu.


#np Three Days Grace - Lost In You

HUJAN DAN LAUTAN


Tak perlu kau tanya siapa aku. Sebab tanpa berkenalan pun kita sudah terikat begitu erat sejak lama. Kisah kita terpatri abadi dalam kronik daur ulang air kehidupan. Akulah sang hujan yang setia mengaliri samudera dahagamu.

Tak perlu kau tanya kapan kita bertemu. Karena akulah yang akan menemuimu disaat kau membutuhkan kesegaran. Berpayung-payung awan kubawa ke hadapanmu sebagai maharku saat bertandang ke rumahmu.

Tak perlu kau tanya maksud kedatanganku. Karena di setiap bulir gerimisku telah berkali-kali kubisikkan padamu bahwa aku  merindumu. Rindu yang tak pernah kau tahu dari mana dan bagaimana karena angin telah meniupkannya sedemikian rupa. Melayang pelan dan jatuh pada pangkuanmu tanpa kau sadari.

Tak perlu kau tanya seberapa besar rasa rinduku padamu. Sebab semuanya sudah  pasti akan bermuara padamu. Di setiap rintik yang kukirimkan pada hilir sungaimu. Dengan lembut kuselipkan di antara karang dan koralmu yang berkilauan.

Tak perlu kau tanya betapa anehnya caraku merindumu. Karena semuanya terungkap tanpa kata. Cukup dengan segenggam rindu yang basah. Mengukir riak-riak dan ombakmu yang bergulung-gulung. Tak pernah berhenti mengisi telagamu yang tiada terputus.

Tak perlu kau bertanya-tanya lagi. Rinduku yang teramat dalam ini sudah cukup membuatku terluka. Luka yang terasa perih saat aku menyentuh buihmu yang asin.

segepok rumput kering di meja wakil rakyat


Aku ingin mengirimkan sebuket manis anyelir kuning pada bapak-ibu wakil rakyat di atas sana. Kelopak lembut dan pita sewarna yang tersemat membuatnya terlihat manis.

Padahal di ujung manis yang dikulum pasti tersimpan pahit.

Aku ingin mengungkapkan kekecewaanku pada mereka. Bentuk kekecawaan yang dilambangkan dengan manis oleh anyelir kuning.
      -oh anyelir kuning. tak tahukah bahwa kecantikanmu itu diartikan begitu kejam dengan label penolakan dan kekecewaan?

Berangkat menuju kediaman para wakil rakyat itu dengan sedikit-sedikit menggerung kesal di setiap persimpangan. EGOIS!

Sejak pemberitaan heboh pekan lalu tentang pembangunan gedung baru 1,2 trilyun itu aku kehilangan minat akan mereka, pada beberapa di antara mereka yang kupercaya bisa membawa aspirasi keluh kesah para akar rumput.
      -sepertinya kami telah salah memilih kalian untuk di sana, hei para orang dewasa yang mengaku bijaksana.

Begitu kaki kecil ini berhenti di depan kediaman mereka yang lama, aku tercenung.
Gedung dengan atap berhiaskan perangkat kewanitaannya berdiri kokoh dengan semburan air mancur di depannya. Kokoh yang angkuh. Megah yang kejam.


Dan kami sudah cukup muak untuk menyumbangkan keringat kami. Secara tidak langsung membeli ketidak bebasan kami akan negara ini. Membeli kemunafikan moral para cendekia licik di atas sana. Membeli kemacetan aspirasi kepedihan pengaduan kami dalam lorong-lorong gedung dan ruangan yang konon berdebu jarang dipakai. Untuk apa membangun yang baru, jika mereka tidak cukup pintar untuk menggunakan yang lama?

Anyelir kuning yang malang. Lembut kelopak kalian harus berakhir di meja bersawang milik mereka, yang sering mereka tinggalkan untuk melawat ke negeri ini-negeri itu sekadar survei dan studi banding.

Tiba-tiba menangkap selentingan kecil. Tentang salah sorang dari mereka yang dengan canggihnya mengutak-atik gadget mewahnya dengan tontonan edisi pasutri di malam hari. Dengan santai dinikmatinya kala rapat. Jijik!

Dengan sok-sokannya meminta gedung baru, untuk apa? Menikmati tontonan murahan yang bisa diperoleh dari layar tancep kandang sapi tetangga? Rendah!

Tangan yang menggenggam anyelir kuning itu kini terpuruk lemas. Sedikit melirik pada gundukan sampah di sisi jalan. Mengamati himpunan rumput kering yang teronggok siap dibakar.

Aku berlari tak sabar. Menyimpan anyelir kuningnya untuk sesuatu yang sedikit lebih bermoril daripada mereka. Tergesa kuraup segenggaman tangan. Ada baiknya kubatalkan niatku menyelipkan anyelir kuning dalam pos mereka. Untuk mereka, spesial karena telah mengecewakanku telak dua kali, kuberikan sesuguh rumput kering. Lebih dari cukup untuk menggambarkan kekecewaan yang ada.
 - trying to act immature. just to attract your stone-heart :|

too much love will kill you



setelah diresapi, judul postingan ini benar-benar total menggelikan.
masalahnya, aku menyimpan apa yang disebut 'love' pada satu orang yang sama.
sedari catur warsa yang lalu.
rutin. menumpuk dengan takaran yang tak tentu.

dan sesuatu yang menumpuk secara berkala meski jumlahnya berbeda sudah dapat dipastikan akan menghasilkan sesuatu yang besar.
aku pun tak akan menyangkal bila 'love' yang berhasil terkumpul itu serentang Merapi dan Pantai Selatan.

cukup banyak kukira.
sayangnya.. berapa banyak sih yang dibutuhkan untuk membuatku terbunuh?
karena sampai detik ini, nafasku tersengal tanpa henti.
dan penantianku akan malaikat maut tak kunjung terjawab.

neither alive nor killed, i'm dying with these 'love'..

FACEBOOK

siapa yang nggak bahagia kalo liat profile orang yang disukai di facebook, dan mendapati bahwa dia nggak ada recent activity seminggu ini... padahal...

seminggu ini kamu sedang aktif-aktifnya message-message facebook sama dia.
intinya?

voila!
dia mbuka facebook CUMA UNTUK MEMBALAS MESSAGE FACEBOOKMU!


#cuma mikir gitu aja pipi udah merona malu-malu tapi mau uhuhuhu :3