SELAMAT DATANG !

welcome - Добро пожаловать - bien venue - welkom - Сардэчна запрашаем - i mirëpritur - مرحبا بكم - ongi etorri - Բարի գալուստ - xoş - Добре дошли - vítejte - velkommen - स्वागत - benvenuti - 환영 - benvinguda - willkommen - maligayang pagdating - καλωσόρισμα - SUGENG RAWUH

segepok rumput kering di meja wakil rakyat


Aku ingin mengirimkan sebuket manis anyelir kuning pada bapak-ibu wakil rakyat di atas sana. Kelopak lembut dan pita sewarna yang tersemat membuatnya terlihat manis.

Padahal di ujung manis yang dikulum pasti tersimpan pahit.

Aku ingin mengungkapkan kekecewaanku pada mereka. Bentuk kekecawaan yang dilambangkan dengan manis oleh anyelir kuning.
      -oh anyelir kuning. tak tahukah bahwa kecantikanmu itu diartikan begitu kejam dengan label penolakan dan kekecewaan?

Berangkat menuju kediaman para wakil rakyat itu dengan sedikit-sedikit menggerung kesal di setiap persimpangan. EGOIS!

Sejak pemberitaan heboh pekan lalu tentang pembangunan gedung baru 1,2 trilyun itu aku kehilangan minat akan mereka, pada beberapa di antara mereka yang kupercaya bisa membawa aspirasi keluh kesah para akar rumput.
      -sepertinya kami telah salah memilih kalian untuk di sana, hei para orang dewasa yang mengaku bijaksana.

Begitu kaki kecil ini berhenti di depan kediaman mereka yang lama, aku tercenung.
Gedung dengan atap berhiaskan perangkat kewanitaannya berdiri kokoh dengan semburan air mancur di depannya. Kokoh yang angkuh. Megah yang kejam.


Dan kami sudah cukup muak untuk menyumbangkan keringat kami. Secara tidak langsung membeli ketidak bebasan kami akan negara ini. Membeli kemunafikan moral para cendekia licik di atas sana. Membeli kemacetan aspirasi kepedihan pengaduan kami dalam lorong-lorong gedung dan ruangan yang konon berdebu jarang dipakai. Untuk apa membangun yang baru, jika mereka tidak cukup pintar untuk menggunakan yang lama?

Anyelir kuning yang malang. Lembut kelopak kalian harus berakhir di meja bersawang milik mereka, yang sering mereka tinggalkan untuk melawat ke negeri ini-negeri itu sekadar survei dan studi banding.

Tiba-tiba menangkap selentingan kecil. Tentang salah sorang dari mereka yang dengan canggihnya mengutak-atik gadget mewahnya dengan tontonan edisi pasutri di malam hari. Dengan santai dinikmatinya kala rapat. Jijik!

Dengan sok-sokannya meminta gedung baru, untuk apa? Menikmati tontonan murahan yang bisa diperoleh dari layar tancep kandang sapi tetangga? Rendah!

Tangan yang menggenggam anyelir kuning itu kini terpuruk lemas. Sedikit melirik pada gundukan sampah di sisi jalan. Mengamati himpunan rumput kering yang teronggok siap dibakar.

Aku berlari tak sabar. Menyimpan anyelir kuningnya untuk sesuatu yang sedikit lebih bermoril daripada mereka. Tergesa kuraup segenggaman tangan. Ada baiknya kubatalkan niatku menyelipkan anyelir kuning dalam pos mereka. Untuk mereka, spesial karena telah mengecewakanku telak dua kali, kuberikan sesuguh rumput kering. Lebih dari cukup untuk menggambarkan kekecewaan yang ada.
 - trying to act immature. just to attract your stone-heart :|

Tidak ada komentar:

Posting Komentar